Emas dan Industri Ruang Angkasa (Aerospace Industry)

Penggunaan Emas dalam Komponen Satelit

Teknologi pelapisan emas pada permukaan logam untuk beragam komponen dalam industri Ruang Angkasa telah banyak digunakan dan diteliti sejak pertengahan 1950-an oleh NASA dan pemasoknya, seperti Raytheon, Ball Aerospace dan Technologies, dan Lockheed. Emas digunakan sebagai lapisan reflektif yang melindungi dari radiasi panas dan cahaya dalam rangka eksplorasi ruang angkasa. Meskipun bukan bahan yang paling reflektif dalam kondisi cahaya normal, namun dalam spektrum inframerah, emas adalah bahan yang paling tahan lama dan efisien untuk memantulkan energi infra merah. Lapisan emas ini digunakan sebagai alat kontrol suhu karenamemantulkan 99 persen dari cahaya inframerah.

Pengembangan teknologi eksplorasi ruang angkasa sangat sulit, mengingat terbatasnya ruang, persyaratan berat muatan, dan tingkat kesalahan margin eror yang terbatas atau kesalahan dalam komponen. Selain itu teknologi ruang angkasa memiliki kebutuhan untuk meminimalkan efek dari paparan suhu ekstrim di ruang angkasa, oleh karena itu dibutuhkan teknologi yang efisien yang dapat mengalihkan panas dan cahaya melalui konduktivitas dan / atau radiasi. Penerapan penyimpanan electrometallurgical membutuhkan lapisan halus emas atau berbagai metode lain untuk menerapkan senyawa emas cair untuk mengoptimalkan reflektifitas dan konduktivitas. Hal inibertujuan menjaga emisi rendah dan dengan demikian dapat mengatur stabilitas termal, serta untuk meminimalkan korosi. Bagian penting inilah sumber keberhasilan misi NASA selama ini.

Sebuah film reflektif emas (gold reflective film) juga diterapkan untuk helm astronot, hal ini berguna untuk mengurangi silau dan mengoptimalkan cahaya untuk penglihatan. Hal tersebut dapat dilihat pada visor helm plastik yang menutupi para astronot dalam foto terkenal pada pendaratan Apollo 11 di bulan dan eksplorasi pada tahun 1969. Teknik ini tetap digunakan dalam misi eksplorasi selanjutnya di bulan  yang diterapkan pada helm dan perangkat pesawat ruang angkasa, misalnya, sebagai pelapis untuk kamera, baterai, sel bahan bakar kendaraan eksplorasi bulan dan instrumen lainnya. Pelapisan emas ini juga digunakan dalam pesawat Apollo untuk mempertahankan suhu dalam sel bahan bakar radioaktif, untuk memastikan bahwa reaktan hidrogen dan oksigen berada pada suhu yang benar. Bahan reaktan ini nantinya digunakan untuk reaksi elektrokimia pesawat ruang angkasa jika diperlukan.

Hingga hari ini, teknologi tersebut masih digunakan oleh NASA, sebuah organisasi yang memberikan kontribusi signifikan terhadap proyek-proyek penelitian dan pengembangan yang mengeksplorasi penggunaan emas dalam teknologi ruang angkasa. Sebagai contoh, lembar emas berlapis film plastik yang melilit bagian pesawat ruang angkasa berfungsi untuk melindungi mereka dari paparan kondisi panas yang ekstrim. Epner Technology mematenkan sebuah formula yang disebut Laser Emas, yaitu lapisan reflektif cair yang dihasilkan dan diterapkan untuk menjaga stabilitas suhu teleskop cermin di Mars Orbiter Laser Altimeter Mirro, yang mengumpulkan data topografi di Mars. Teknologi ini juga diterapkan di Satellite Operasional Geostasionar Lingkungan NASA, yang mengumpulkan data cuaca. Pelapis emas juga diterapkan pada teleskop Hubble untuk melindunginya terhadap korosi dan mengotimalkan sambungan listrik. Pesawat ulang-alik Columbia mengandung permukaan emas di banyak unsur teknik perekayasaan (engineering), dari sel bahan bakar ke papan sirkuit dan sebagai lapisan reflektif. Militer Amerika Serikat juga semakin menggunakan emas yang diterapkan dalam teknologi ruang angkasa sebagai sensor, konektor, dan reflektor. Para ahli memprediksi penggunaan emas yang semakin besar di industri ruang angkasa sebagai kemajuan teknologi karena potensi efektivitas biaya dan efisiensinya.